The Little Thing Called Love Episode 9: After Separated


inspired by: you and me, also from the song, Depapepe - Arigatou :')

_____________________________________________________________________________________
April 28th, 2013 7:00 PM

Baru satu hari berlalu sejak perpisahan kita. Rasanya masih sulit untukku membiasakan diri tak lagi ada kamu di sisi. Begitu pun kamu, mungkin.

Mengakhiri sesuatu yang terlanjur dimulai sungguh tak mudah.

Namun bertahan dalam sesuatu yang seharusnya diakhiri juga begitu melelahkan.



Sejujurnya, sungguh kusayangkan mengetahui kenyataan bahwa aku dan kamu harus dihadapkan dengan perpisahan.

Terlebih saat di dalam hati kita telah tumbuh apa yang disebut cinta.

Namun, nyatanya cinta saja tidak cukup untuk membangun sebuah ikatan. Semuanya hanyalah sia – sia bila masing – masing tak punya rasa pengertian dan kepedulian.

Sesuatu yang salah terjadi dalam hubungan kita. Dan bahkan kita seperti tak memiliki cara tuk memperbaikinya.

Selama ini yang dapat kita lakukan hanyalah menganggapnya sebagai angin lalu.

Hingga seringkali kita terbelenggu saat hal itu muncul kembali.


Masih ingatkah kamu?

Kita dipertemukan lewat banyak persamaan.

Namun ada yang terlupa oleh kita berdua.

Kita adalah dua manusia yang membutuhkan sesosok dewasa yang mampu memimpin pola pikir kita.

Mencoba bersatu dengan harap bisa lebih mampu mengerti satu sama lain adalah bagian yang tersulit rupanya.

Sebab, kebutuhan akan sosok yang mendewasakan diri kita serta rasa ego yang tinggi seakan menghalangi kita berdua untuk saling memahami.

Tidakkah kamu rasakan itu?

Dan hal yang paling menyedihkan adalah kita memang tak mampu mengatasinya. Kita telah gagal memperbaikinya.

Dan hal yang paling menyakitkan adalah kita telah kalah oleh kelelahan.

Dan hal yang harus kita  pahami kini adalah kita tak lagi dapat memaksakan keadaan yang akan terus menyiksa.

Dan hal yang harus kita terima kini adalah kita bukan lagi sepasang kekasih.

Dan hal yang harus kita atasi kini adalah hati kita yang masih terbelenggu dengan cinta serta kenangan.

(Sayang) Ini menyakitkan……………

Bahkan aku masih saja meneteskan air mata ketika menulis tentang kamu.

Hati ini masih terasa perih setiap kali aku mengingat tentang kamu.

Begitukah pula yang kamu rasakan?


Aku tahu segalanya akan terasa sulit bila kita masih saling bicara layaknya tak ada apapun yang terjadi.

Aku tahu segalanya juga begitu sulit untuk kita tak saling berkabar.

Aku tahu………

Kamu tahu……….

Kita tahu……….

Meski sesungguhnya aku masih begitu ingin mendapati sosokmu ada bersamaku.

Juga mendengar suaramu.

Serta menerima pesan kecilmu bertuliskan “I love you….” setiap hari.


Aku tak ingin berpura – pura terlihat baik – baik saja.

Dan kau juga. Berhentilah bersikap seolah dirimu tak terluka.

Sebab, luka ini memang ada karena kita (pernah) saling mencintai.

Sebab kita memang (pernah) bersama – sama.

Namun, relakanlah. Biarkan waktu yang menyembuhkan luka hati kita.

Setidaknya aku dan kamu masih memiliki doa sebagai satu – satunya tali penghubung dalam mengucap harap untuk kebahagiaan kita meski bukan kebersamaan yang membahagiakan kita.

Jaga dirimu baik – baik, ya. Perjuangkan masa depanmu.

Aku pun disini melakukan hal yang sama untuk masa depanku. Aku juga akan menjaga diriku sendiri dengan baik.

Dan suatu hari nanti setelah kita telah mampu menetralkan suasana hati kita saat ini, kuharap kita dapat bertemu dan berbicara kembali. Sebagai pribadi yang lebih dewasa daripada saat ini. Semoga.



Aku (masih) mencintaimu.

Aku (masih) merindukanmu.

Aku benar – benar mencintai kamu.

Aku benar – benar merindukan kamu.


Although life doesn’t allow us to be together, but I was so glad I have ever had some moments with you.

Our love is not to be forgotten, but to be commemorated.
Thanks because you have ever been a part of my life and allowed me to be a part of your life. :') ♥
With love,


Jessica Patricia ♥

Back to Top