Sunday Story #2
----------------------
Tentang Belajar Mengampuni
Aku yang dulu adalah
seorang yang sulit mengampuni.
Aku yang dulu adalah
seorang yang sulit memaafkan.
Aku yang dulu adalah
seorang yang suka mendendam kepada mereka yang menyakitiku.
Aku yang dulu adalah
seorang yang suka mengutuk kepada mereka yang menghakimiku.
Aku yang dulu adalah
seorang yang sungguh merana.
Aku yang dulu adalah
seorang yang sungguh sengsara.
Sebab hatiku yang
terluka karena mereka, kubasuh dengan amarah.
Meski tak kulontarkan
di depan mereka, aku menyimpannya di kedalaman hatiku,
hingga semuanya
menjadi kerak dan membusuk di sana.
Kubuat luka yang
mereka cipta semakin bertambah koyak,
oleh sebab aku tak
kuasa memusnahkan inginku tuk membalas mereka.
Kucoba lupakan sakit
yang kuterima dari mereka,
namun nyatanya derita
semakin kudapat seorang diri.
Kakiku memang
melangkah ke depan, namun entah ke mana tak tahu arahnya.
Lama ku hidup dalam
kekecewaan, sebab luka ini menjarah diriku,
Dan lalu ku datang
tersungkur di depan Yang Maha Kuasa,
tangisku yang sesak
memekakkan malam yang sunyi senyap.
Aku mengaduh tanpa
jeda, air mata pun tak henti meretas.
“Tuhan, Tuhan, betapa sakit hatiku. Aku berusaha keras melupakan namun
aku tak pernah kuasa melakukannya. Aku menderita, ya Tuhan, semakin menderita
oleh sebab mereka bahkan tak tahu aku menanggung luka sedemikian berat karena
mereka. Ampuni aku ya Tuhan, selama ini aku tak mampu mengampuni mereka.”
Hingga kemudian saat
telah sekian lama ku mengaduh,
kulihat pelita
menyilaukan mataku yang tengah merapalkan doa,
bisikan dengan suara
yang menenangkan jiwa dapat kudengar dengan jelas.
“Aku tahu apa yang menjadi pergumulanmu. Aku dapat mendengar jeritan
hatimu. Aku melihat. Lepaskanlah masa lalu. Ampuni mereka. Aku takkan
sekali-kali meninggalkan engkau. Dan engkau tak perlu lagi khawatir akan apapun
juga, sebab Aku akan menyertaimu hingga engkau menjadi orang yang berhasil.”
Seketika itu ku tahu
TUHAN DATANG KEPADAKU! Riak tangis kian bergema dalam ruang tidurku.
Namun, tangisku bukanlah
lagi tangis derita,
Namun aku bersukacita
sebab Ia mendatangkan kelegaan dalam jiwaku.
Di lain hari, kudapati
mereka kembali mengolok-olok aku.
Sampai aku begitu
merasa tertolak dan terkucilkan.
Sampai kupikir telah
habis kekuatanku.
Sampai kukira aku kan
tergeletak tanpa dapat bangkit kembali.
Aku bimbang.
Terjadi peperangan
antara roh dan daging yang ada di dalamku.
Saat itulah aku pun
mengaduh lagi kepada Tuhan.
“Tuhan, aku tak ingin dikalahkan oleh keinginan dagingku. Engkau telah
mengajari aku untuk mengampuni. Dan kini lepaskanlah segala rasa sakit yang
menggores hatiku. Di dalam nama-Mu aku memohon berikan aku kekuatan yang lebih
dahsyat lagi untuk merelakan diriku disakiti; dianiaya; dicemooh, serta ajari
aku untuk berbesar hati memaafkan mereka. Supaya hatiku tetap bersih di
hadapan-Mu. Supaya tak Kau temukan sisa-sisa amarah bercokol di dalam hatiku.”
Dan inilah
perkataan-Nya yang menjawab doaku,
“Apabila saat ini kau merasa orang-orang di sekitarmu menghina dengan
kata-kata yang mengiris hatimu, ampuni mereka. Jangan engkau merasa terkucil
dan tertolak, oleh sebab Aku berkenan kepadamu. Aku menerimamu apa adanya,
seperti saat Kau datang kepadaku dan bertobat. Kau nyatakan penyesalanmu dan
Aku menerimamu kembali. Dan Aku menyukai kelembutan hatimu. Maka, ampunilah
mereka.”
Seketika itu ku
tersadar aku pun yang tak luput dari dosa, diampuni oleh-Nya.
Ia menerimaku yang
datang kepada-Nya.
Ia mengasihiku begitu
nyata.
Kini aku adalah
seorang yang selalu mengampuni.
Kini aku adalah
seorang yang selalu mengasihi.
Kini aku adalah
seorang yang terlepas dari belenggu amarah.
Kini aku adalah
seorang yang dipenuhi cinta kasih.
Dengan pengajaran yang
dinyatakan langsung oleh Dia, Yesus Kristus.
Aku yang dulu telah
mati. Dan aku kini telah lahir kembali.
Dengan pembaharuan
yang kudapat dari Dia, Yesus Kristus.
-----------------------------------------------------------------------------------
Catatan akhir:
Jangan sekali-kali
membakar hatimu dengan amarah, namun bakarlah dengan api kemuliaan Tuhan yang
terpancar lewat pengamalan kasih.
Jika ada di antara
kamu yang belum dapat mengampuni, datang dan mintalah kepada Tuhan Yesus
Kristus agar Ia memberimu hati tuk mengampuni. Dan ketahuilah bagaimana kamu
berbuat dosa namun Ia sungguh murah hati mengampuni kamu yang bertobat.
Jangan sekali-kali
berusaha melupakan masa lalumu yang penuh kepahitan, sebab kamu takkan pernah
bisa berdiri dengan tegak, suatu waktu kamu dapat terjatuh lagi saat
mengingatnya.
Jika ada di antara
kamu yang belum dapat menerima setiap pedih hati dalam hidupmu, datang dan
mintalah kepada Tuhan Yesus Kristus agar Ia memberimu hati tuk melepaskan masa
lalu. Dan ketahuilah melepaskan tak hanya membuatmu berdiri tegak, namun juga
melangkah mantap ke depan.
Akhir kata…...
Bukan semata-mata
kebetulan, kamu membaca renungan Sunday Story ini. Tetapi oleh sebab Bapa Di
Sorga yang menggerakan kamu supaya kamu beroleh pengetahuan dan hikmat akan
pengampunan.
Selamat hari minggu.
Tuhan memberkati! ;)