Pernahkah kau mengalaminya?
Menderitakah yang kau rasakan?
Kehilangan.......................................
Hanya satu kata. HANYA SATU KATA.
Tapi ia selalu mampu menghujam ulu hatimu.
Membuat dadamu terasa nyeri. Ya. Hanya ada kesesakan di hatimu.
Kehilangan.....................................
Tak akan pernah seperti ketika kau membuka lembaran buku cerita. Saat pertama kali kau membelinya, rasa antusiasmu akan berada di puncak tertinggi. Kau merelakan waktumu hanya untuk membuka halaman - halaman itu demi segera mengetahui akhir cerita di dalamnya. Setelah selesai membaca aku berani bertaruh kau takkan merasakan antusiasme yang menggebu - gebu ketika kau berniat untuk membaca buku itu untuk kedua kalinya. Atau bahkan kau hanya akan membaca cerita itu sekali seumur hidup, jika kamu tipe orang yang mudah bosan. Kenapa? Karena kau telah mengetahui akhir cerita itu bukan?
Namun tidak demikian dengan kehilangan. Saat pertama kali kau merasakannya, sudah pasti kesesakan yang kau rasakan adalah berjuta - juta kali lipat atau bahkan lebih dari yang kau perkirakan. Lebih dari yang kau bayangkan atau mungkin kamu tak pernah membayangkannya sama sekali jika sakit yang kau rasakan akan seperti sebuah pedang ditujukan tepat di bagian ulu hatimu. Tidak ada darah sama sekali. Namun darah itu seperti membeku di dalam tubuhmu. Merasuk ke dalam jiwamu, membekas di dalam hatimu. Membentuk luka di sana.
Kemudian saat kau merasakan kehilangan untuk yang kedua kalinya, kau telah tahu rasa sakit yang ditimbulkannya. Namun rasa sesak itu adalah sama seperti ketika kau kehilangan pertama kali. Atau bahkan akan jauh lebih menyesakkan dari sebelumnya tanpa mampu kau cegah.
Begitu pula dengan kehilangan yang ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya. Kau takkan pernah siap kehilangan. Dan seandainya kau telah mempersiapkan diri, kau takkan bisa menghindari rasa sakit itu. Itu menurutku. Menurutmu? :')
******
Aku tertunduk. Menatap tanggal di layar handphone-ku. 31 Agustus 2012.Ini adalah hari ke-15 sejak aku tak lagi bersama dia. Si bola kaca, kau tahu? :)
Pikiranku menerawang. Selama lima belas hari ini perasaanku seperti............ Hitam? Putih? Ah mungkin lebih tepatnya abu - abu.
Aku takkan hanya menceritakan tentang kehilangan. Tetapi juga tentang suatu janji. Tentang bola kaca yang hampir atau bahkan sudah terlupakan?
Hey ini tentang rasaku sejak kita tak lagi saling menyapa :')
******
Aldi : Je aku mau telepon ke simpatimu.
Jessy : He? Jangan sekarang, Di. Papaku di luar. Mama di kamar. Aldi udah mau tidur?
Aldi : Ya udah besok aja gimana? Belum kok hehe. Kamu lagi apa, Je?
Jessy : Lagi ngeteh, Di. Hihi. Kamu kenapa PM nya? Nonton lah Step Up.
Aldi : Temenin :3
Jessy : Okeee cus Jogja temenin Aldi ayoo nonton berdua :3
Aldi : Ayo Jogja :3
Jessy : Sabar ya pasti ada jalan hihi :")
Aldi : Iya aku sabar kok :)
Setelah percakapan yang mungkin menurutmu tak begitu penting itu, kami bersenda gurau seperti biasa.
Aldi : Hahaha. Ngakak aku.
Jessy : Jangan ketawa, Nyooo!
Aldi : Aku nggak ngakak lagi deh. Sini - sini jangan sedih, ya :)
Jessy : Nggak apa ngakak aja terus, Di. Asal Aldi ketawa lagi yeyeye :p
Aldi : Aldi maunya meluk sih yeyeye :3
Jessy : Peluk Aldi yeyeye :3
Aldi : Nih peluk Jessy ({}) Je. Aldi bobo duluan ya. Goodnight bola kaca :3 I love you :* ({})
Jessy : Wah papaku baru aja tidur padahal. Nggak jadi telepon.Ya udah Aldi bobo aja. Selamat tidur jagoan. I love you, Di. ({}) :*
19 Agustus 2012
Aldi : Kamu lagi apa?
Jessy : Lagi di rumah oma aku, Di. Kamu ?
Aldi : Lagi main PES nih. Sini ikutan Je hehehe :3
Jessy : Aku nggak bisa main PES. Biasanya main balapan :p
Aldi : Balapan tapir haha :p
Jessy : Haha iya ayooo naikin tapirnya :3
Aldi : Tapir For Speed !
Jessy : Gran Tapirturismo !
Aldi : Asphalt Tapir !
Jessy : Tapir GP !
Aldi : Tapir The Explorer !
Jessy : GTA (Grand Tapir Auto) !
Aldi : Tapirmoon :3
Jessy : Resident Tapir !
Aldi : Pro Evolution Tapir :3
Jessy : Tapir May Cry :3
Aldi : Tapir dance hahaha
Jessy : Tapir Up Revolution
Aldi : Tapirman The Dark Tapir Rises
Hahaha mungkin terlihat konyol tapi aku benar - benar rindu dengan canda - tawa yang kami ciptakan di hari itu. Tak hanya itu saja. Aku benar - benar rindu menghabiskan waktuku bersamanya. Walau hanya dengan senda - gurau yang mungkin hanya kami yang bisa mengerti. Aku rindu. :')
Aldi : Kita jadi TTMB. Teman Tapi Mesra Banget hihi :3
Jessy : Iya dong kan ♥ nya masih :3
Aldi : Hehe :* Kamu udah mandi, Je? Udah wangi bayi? :3
Jessy : Udah dong.
Aldi : Udah makan belum?
Jessy : Udaaah tadi siang :3
Aldi : Malem mam lagi ya :3
Aku tersenyum saat membaca itu. Hey, aku rindu dengan pertanyaan kecil darimu. Aku rindu setiap kali kamu mengingatkan aku untuk makan :')
Bahkan kita belum pernah melakukannya berdua. Mungkinkah bisa?
Ah, ya. Jangan lupa makan untuk kamu yang di sana :')
Jessy : Kasian di sana sepi ya, Di? Lebaran pada balik hahaha. Ajak temen-temenmu makan sana. Sepi kan kamu?
Aldi : Lebih sepi lagi kalau nggak ada kamu ._.
Jessy : Biasanya juga aku kan nggak ada disitu.
Aldi : Di bbm ndut ._.

Sepi? Aku mengulang kata itu di benakku. Apa sekarang kamu masih merasakan sepi di sana? Sejak hari di mana kita tiba - tiba menjadi seperti dua orang yang tak saling mengenal, aku merasakan sepi. Begitukah kamu? Kurasa tidak. Kau terlihat jelas menunjukkan kau baik - baik saja.
20 Agustus 2012
Entah ini adalah yang ke berapa kalinya. Tapi rasanya seperti saat kau sedang berusaha baik - baik saja, namun sesuatu lagi - lagi membuatmu goyah. Betapa kamu berusaha menghargai namun akhirnya tak dihargai. Betapa kamu seperti merasakan lagi seberkas sinar di antara kemustahilan yang saat ini berwujud seperti kegelapan, namun akhirnya sinar itu redup. Dan akhirnya tak bersinar lagi. Selalu dan terus begitu.
Mungkin saja memang aku yang yang belum dapat menerima segala hal yang tengah terjadi. Di antara kami.
Aku yang tak ingin merasa leluasa membuat kembali cerita yang baru.
Aku yang tak ingin membuka hati lagi untuk sementara waktu.
Waktu yang panjang, untuk membukanya kembali.
Dan...........
Betapa semuanya menjadi sesuatu yang terasa asing bagiku.
Bahwa hanya aku yang masih terpaku dengan janji - janji di waktu yang lalu.
Bahwa hanya aku yang terlihat seperti bersusah payah membenahi perasaan yang sesungguhnya mulai membebaniku.
Bahwa hanya aku yang terlihat begitu lelah menyembunyikan perasaan yang seharusnya tak pernah ada lagi.
Bahwa hanya aku yang masih tak ingin menggantikanmu dengan siapa - siapa.
Bahwa hanya aku yang belum mampu melupakan segalanya.
Bahwa hanya kamu yang terlihat seperti telah berhasil melepaskan rasa.
Bahwa hanya kamu yang terlihat seperti tak ingin lagi menoleh dengan janji masa lalu.
Bahwa hanya kamu yang terlihat seperti telah mengosongkan kembali tempat di hatimu yang tadinya kusinggahi untuk sejenak.
Bahwa hanya kamu yang begitu memperlihatkan dengan antusiasnya perasaan yang lalu telah tidak tampak lagi.
Bahwa hanya kamu yang begitu ingin segera mencari seorang pengganti.
Bahwa hanya kamu yang telah mampu melupakan segalanya.
Betapa menyenangkannya menjadi kamu.
23 Agustus 2012
Ini adalah saat terakhir kita menyapa.
Setelahnya, kenangan pun bahkan seperti terperangkap di dalam sebuah botol kaca.
Dan lalu kau menenggelamkannya ke dasar lautan.
Bagaimana kau melakukannya?
Bukankah kita bersama - sama mencoba berdiri?
Tapi nyatanya kau telah berada jauh di depan.
Dan aku telah jauh tertinggal.
______________________________________________________________________________________________
Ego, logika, dan hati tak lagi bisa saling mengerti.
Hanya dalam sekejap ketiganya seperti membentuk benteng mereka sendiri.
Mereka seperti bersahut - sahutan, mencari pembelaan untuk mereka sendiri yang sesungguhnya tak perlu.
Ego seperti tak ingin melihatmu pergi.
Logika seperti tak ingin lagi disakiti. Menurutnya ini adalah dusta. Yang mengatasnamakan cinta.
Dan hati.........? Ia yang paling bijaksana.
Jika pergi adalah satu - satunya pilihan, biarkanlah. Dia memang pergi, namun sekali waktu kau dapat buka apa yang kau sebut kenangan.
Jika ini adalah suatu kebohongan, nikmatilah. Ini adalah kebohongan yang menyenangkan, begitu kan menurutmu? :')
Dan jika aku, hati, tak lagi merasakan pedih bila melihat matanya dan mendengar bisiknya, itulah saat di mana aku akan berjalan lurus ke tempat perhentian selanjutnya. Membuka lembaran baru. Dengan cerita yang baru.
..........................................................................................
Kehilangan selalu membuatku berhenti sejenak, tak lagi menggoreskan pena di dalam buku kehidupanku.
Aku hanya akan membuka setiap lembar demi lembar mulai dari halaman yang pertama. Hingga titik di mana terdapat kata usai.
Dan ketika kamu pulang kembali, satu pintaku bila kamu ingat akan sebuah janji yang pernah terucap.
Ingin aku menjadi yang pertama memelukmu menyambut kepulanganmu yang begitu kunanti.
Namun bila janji yang pernah terucap seakan telah terlupa dan hanya seperti menjadi sebuah ilusi, biarkan aku menatapmu untuk yang terakhir kali. Melambaikan tangan, mengucapkan kata selamat tinggal yang paling manis :)

Sebelum akhirnya kita saling berbalik...........
Berjalan........................
Berpisah........................
Di sebuah persimpangan terakhir.
Tanpa pernah menoleh lagi.
Sebelum akhirnya kulukiskan kembali perjalananku yang sempat tertunda sejenak.
Untuk mengingat sebuah kenangan
________________________________________________________________________________
Post a Comment