Recommended Backsound:
1. David Choi - By My Side
2. You Were Born To Be Loved (piano version)
__________________________________________________________________________________________

Cinta.
Seringkali mereka yang telah merengkuhnya begitu lama,
tetap tak luput dari pertengkaran.
Cinta.
Acap kali mereka yang baru saja merasakannya,
tanpa sengaja bertindak seakan menjadi yang maha tahu.
Padahal, masih membutuhkan waktu tuk saling mengenal satu sama lain,
tuk memperdalam naluri satu dengan yang lainnya.
Cinta.
Barangkali mereka yang mempunyainya,
sering lupa ketika memutuskan tuk memilih pasangan hidupnya,
berarti juga memutuskan tuk menerima segala kelebihan serta kekurangannya.
Cinta.
Seringkali mereka yang sudah menambatkan hatinya,
tak juga terbebas dari sekelebat pertanyaan – pertanyaan,
yang bisa jadi menyulut api di tengah jalinan kasih.
Cinta.
Acap kali mereka yang merasa memilikinya,
melakukan sesuatu yang dirasa takkan menyakiti,
namun kenyataannya menciptakan sedikit goresan luka.
Cinta.
Barangkali mereka yang sedang menggenggamnya,
mulai melupakan hal - hal manis yang pernah dilalui,
ketika pertama kali bertemu,
ketika merasa begitu menginginkannya.
Kemudian segalanya memudar, menghilang perlahan setelah mendapatkannya.
__________________________________________________________________________________________
December 28, 2012 | 12:17
Aku
berbaring di tempat tidurku sambil menatap lurus ke langit – langit.
Terdiam.
Lama sekali.
Pikiranku
serasa berkecamuk. Entah apa
penyebabnya.
Aku
memutar otakku berulang kali. Berusaha menemukan jawaban.
Kosong.
Aku tak mendapatkan apa pun.
Kemudian
aku bangkit, berjalan menuju meja belajarku. Menyalakan laptopku.
Dan
aku pun mulai menulis .................................................................................
Aku memang telah meninggalkan
masa lalu.
Namun pengaruhnya yang begitu
hebat telah membentuk sugesti dalam pikiranku.
Masa lalu yang kelam membuatku
suka mengatupkan bibirku rapat – rapat.
Aku memilih untuk diam.
Menyimpan segalanya sendirian
setelah mereka – mereka di luar sana menyakitiku dengan pengkhianatan berulang
kali.
Masa lalu yang kelam membuatku
suka mengunci hatiku rapat – rapat.
Aku memilih untuk diam.
Melarang segalanya memasuki hati
dan menerima kepercayaan dariku setelah mereka – mereka di luar sana mendekatiku
di kala sesak dan kemudian meninggalkanku di kala meraih kebahagiaan miliknya.
Masa lalu yang kelam serta
sugesti yang selama ini kubuat sendiri membuatku kesulitan mengutarakan segala
yang kurasakan.
Termasuk untuk mengatakannya
kepada kamu.
Betapa aku ingin begitu lepas
mengutarakan apa yang berada dalam benak serta hatiku untuk kamu setiap kali
ketidaknyamanan hadir seolah ingin memporak-porandakan kebahagiaan yang baru
saja kudapat darimu.
Aku bersusah payah setiap kali
mengeja tiga buah kata yang selalu kita ucapkan setiap kali akan mengakhiri
pembicaraan.
I LOVE YOU.
Tidakkah kamu menyadarinya?
Untuk hal kecil saja aku begitu
kewalahan. Apa lagi mengutarakan hal yang akan menjadi pengaruh besar untuk
kita.
Entah ini hanya ada dalam
perasaanku semata ataukah memang kenyataan yang sebenarnya tengah terjadi?
Kurasakan perlahan beberapa hal
yang pernah kamu lakukan untuk membuatku tersenyum memudar sebelum akhirnya
menghilang entah kemana.
Apakah benar seseorang yang telah
mendapatkan apa yang dia inginkan akan berhenti melakukan segala hal yang
pernah dia lakukan ketika belum mendapatkan itu semua?
Aku termasuk yang akan secara
otomatis merekam segala peristiwa yang terjadi dalam hidupku.
Aku termasuk yang senang mengenang segala sesuatu
yang membekas dalam hatiku.
Meski sekecil apapun, aku selalu
mencatatnya dalam benakku, menyimpannya dalam lubuk hatiku.
Terkadang, hal ini berguna di
kala aku merasa bahwa hidup begitu tak adil untukku.
Maka hal yang kemudian akan aku
lakukan adalah memejamkan mata, memutar ulang memori di mana aku pernah
mendapat hal – hal yang begitu menyenangkan dari-Nya.
Juga memori di mana aku pernah
terjatuh berkali – kali, kemudian berusaha bangkit, serta menyadari kekuatan
luar biasa pemberian-Nya yang membuatku mampu bertahan.
Namun terkadang, hal itu juga tak
baik untukku di kala segala sesuatu yang biasa kudapatkan tiba – tiba saja
memudar.
Aku teringat ketika kita pertama
kali berkenalan dan bertemu.
Juga saat kamu memintaku
mengirimkan pesan suara untukmu, “Kirimin
aku VN dong. Isinya apa ajaaa terserah kamu.”
Juga saat kamu begitu sering
mengatakan, “Aku kangen pengen denger
suara kamu.” Dan setelahnya kamu akan mencari namaku di kontakmu dan
menekan tombol ‘call’ di handphone-mu
bukan?
Juga saat kita tak pernah
kehabisan kata setiap kali sedang mengirimkan pesan.
Juga ketika
.........................
Ahh, takkan ada habisnya bila aku
menuliskan hal – hal manis yang selama ini kusimpan.
Aku sejujurnya tak ingin merusak
segala yang ada di antara kita saat ini.
Tapi terkadang aku hanya rindu
saat di mana kamu melakukan hal – hal kecil itu untukku.
Dan, aku tak ingin kamu
menyebutku terlalu mempermasalahkan ini semua.
Karena tanpa kamu tahu, aku pun
memiliki caraku sendiri untuk segala kegelisahanku.
Aku selalu percaya setiap orang
termasuk kamu dan aku memiliki caranya sendiri dalam menunjukkan cinta.
Sudah kukatakan padamu bukan? Aku
seorang pengingat yang baik.
Maka, aku pun juga selalu
mengingat hal – hal manis yang kamu lakukan yang tak pernah kubayangkan.
Atau mungkin juga tak pernah kudapatkan sebelumnya.
__________________________________________________________________________________________
Ketika kamu mengatakan menyukai
jenis musik yang sama denganku.
Ketika kamu menatap mataku tanpa berkata apapun.
Ketika kamu meraih tanganku kemudian
menggenggamnya erat.
Ketika kamu menatapku sebelum
kamu memberikan ciuman hangat untukku.
Ketika kamu selalu memberikan
ucapan selamat pagi setiap kali bangun dari tidurmu yang lelap.
Ketika kamu mengirimkan pesan suara
untukku sesaat setelah kamu terbangun dari tidurmu.
Ketika kamu selalu memanggilku
dengan nama kecilku. Chika.....☺♥
Ketika pertama kalinya kita
menonton bersama meski kamu mengatakan, "Aku nggak begitu suka nonton. Mending kita ke rumah kamu terus nonton DVD deh berdua."
Ketika kamu sering kali berbisik
di telingaku hanya untuk mengucapkan “Aku
sayang banget sama kamu."
Ketika kamu mengatakan “Kalau sama aku nggak boleh pacaran cuma
sebulan – sebulan aja. Harus langgeng sampai seterusnya.”
Ketika kamu dan aku membicarakan tentang
masa depan meski dengan nada canda.
Ketika kamu melucu dengan maksud
membuatku tertawa.
Ketika kamu berulang kali
tersenyum saat sedang menghabiskan waktu bersamaku.
Ketika kamu memperlihatkan wajah
gembiramu saat bersamaku setelah beberapa lama tak berjumpa.
Ketika kamu menghangatkan aku
dengan pelukan dan ciuman di kala hujan deras.
Ketika kamu dengan lembut meminta maaf padaku.
Ketika kamu mengatakan “Aku nggak akan bisa ngambek atau marah terlalu lama sama
kamu.”
Ketika kamu dengan nada cemas
berkata “Aku takut bikin kamu sakit. Aku
takut kamu sedih karena aku. Aku nggak mau nyakitin kamu.”
Ketika kamu dengan tegasnya
memberitahukan aku tentang ini, “Jujur aku
ini orangnya cemburuan lho. Makanya kamu hati – hati kalau sama temen – temen cowok
kamu.”
Ketika kamu selalu menjadi pembaca untuk ceritaku dan juga mengatakan sesuatu yang membuatku tersenyum senang, "Seru ya baca cerita tentang kita. Ceritanya bagus karena kamu yang buat."
Ketika kamu memayungi aku agar
aku tak kehujanan saat kamu mengantarkan aku pulang dan lucunya kamu berkata “Nggak! Nggak ada kata nggak mau pokoknya. ”
dengan nada marah yang kamu buat – buat saat aku menolak untuk itu.
Ketika kamu selalu mencium
keningku setiap kali kita akan berpisah setelah bertemu.
Ketika kamu selalu mengucapkan I
LOVE YOU untukku.
Ketika kamu membuatku merasa
bahwa akulah kepunyaanmu yang begitu berarti dalam hidupmu.
Dan ketika kamu sesungguhnya
tidak sempurna namun kurasa begitu sempurna di mataku karena kamu melengkapi aku.
__________________________________________________________________________________________
Namun seringkali aku pun tak selalu bisa meyakinkan diriku untuk hanya memikirkan hal - hal baik tentang kita meski aku juga selalu melakukannya berulang kali.
Namun seringkali aku tak dapat
mencegah pikiranku yang mencoba meracuni perasaanku,
mencoba merasukiku seolah
mengatakan bahwa kamu jenuh denganku,
itu sebabnya kamu berubah tak
lagi melakukan hal – hal manis yang dulu membuatku tersenyum dan merasa
dirindukan olehmu.
Mungkin rasanya sama ketika kamu begitu ingin mendapat perhatian dan pertanyaan dariku lewat cara yang agak menyebalkan dengan mengirimkan pesan yang lebih singkat dari biasanya.
Bersediakah kamu mengatakan
sesuatu untuk menenangkan hatiku?
Akankah kamu menyatakan rindu
milikmu?
Agar aku tahu tak hanya aku yang mati
– matian merindukan kamu.
Maukah kamu sesekali meyakinkan
diriku juga?
Agar aku tak perlu merasa sendirian
mempertahankan kita?
Agar aku tak perlu khawatir meski kita tak bisa selalu bertemu.
Although it's hard for me to say, but I love you. I really love you..... :’)