Sudahkah Kukatakan? :')


To:
My Best friend. My Strength.
Maria Priscilla



Sudahkah kukatakan kepadamu?
Akan ada sebuah kompetisi kecil.
Aku tau kamu, aku, kita suka sekali menulis.
Senang sekali bertutur kata.
Hadiahnya pun aku yakin kamu akanlah suka!
Menikmati makan malam bersama seorang penulis kesukaan kita berdua!
Juga tiket premiere film yang kita tunggu – tunggu akan berada di tangan bila berhasil menjadi satu dari lima juara terpilih!

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Segala yang kita perlu untuk mengirimkan tulisan pendek kita?
Juga mengajakmu berdoa tepat pukul 12 malam.
Menengadahkan tangan meminta berkat dan menaruh harapan.
Kepada Dia yang mempertemukan kita.
Kepada Dia yang kita cintai.
Kepada Dia yang selalu berada di tengah – tengah aku dan kamu.

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Aku begitu memiliki keraguan akan tulisan yang aku kirimkan.
Saat kamu katakan........
“Dari setiap kata di cerita lo, gue cinta banget! Dengernya pake Yiruma – Wait There. Lo pasti menang deh. Percaya 
Bukan ragu karena takut akan sebuah kekalahan.
Rasanya seperti aku membuka kembali lembaran dalam hidupku yang seharusnya telah aku tutup rapat – rapat.
Dan hatiku seperti tak mengijinkan tuk melakukannya. Seharusnya aku tak menuliskannya.
Intuisi. Kau tahu itu bukan?

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Aku begitu terbawa pada cerita milikmu.
Cerita yang berhasil membuatku meneteskan air mata.
Cerita yang begitu berbeda dari yang lainnya.
Tangisku semakin menjadi saat aku memutarkan lagu yang selalu menjadi temanku membaca.
Yiruma – Kiss The Rain.
Kau tentu tahu lagu kesayanganku itu, bukan?

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Aku meresapi kata demi kata dalam cerita yang kau tuliskan.
Aku memejamkan mata, membayangkan seolah aku adalah kamu.
Aku seperti berada di dimensi yang lain.
Waktu di mana kamu mengalami kejadian demi kejadian dalam tulisan milikmu.
Waktu di mana kamu duduk menatap langit, berbicara kepada Sang Pencipta.
Waktu di mana kamu mencoba bertahan dan berjuang, dengan kekuatan kasih dari seorang ibu.
Waktu di mana kamu menuangkannya menjadi kalimat – kalimat yang begitu indah seraya berkaca – kaca matamu.
Waktu di mana kamu berusaha menahan tetesan air mata agar jangan sampai berlinang, memecah konsentrasimu menulis.
Aku melihatnya. Aku merasakannya.

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Cerita milikmu mempunyai kelebihan yang akan membawamu kepada suatu kemenangan.
Lagi – lagi intuisi yang tak pernah bosan bermain dengan lincahnya di pikiranku.
Kau jelas tahu, memandang hal semestinya dilakukan dari dua sisi.
Dan aku tak suka melihat sesuatu dari sisi yang selalu dilihat banyak orang.

Aku lebih memercayai ceritamu untuk menang.
Dan kamu pun begitu. Percayalah pada dirimu! :)

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Aku begitu gembira saat kamu mengatakan namamu ada di urutan ketiga.
Kegembiraanku sama sekali tak terhenti, senyumku sama sekali tak menghilang.
Ketika kamu menanyakan apakah namaku juga tertera dalam lima orang beruntung tersebut, dan kukatakan tidak.

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Air mataku mengalir begitu saja saat mendengarkan voice note darimu.
Saat kamu mengucapkan terima kasih untukku.
“Gue bakalan merasa lebih seneng lagi kalau ke sananya sama lo juga.
Makasih banyak karena lo udah support gue, udah kasih tau gue harus buat cerita itu, buat ikut nulis #KataHati. Duh Jes makasih banget ya.”
Juga saat kamu mengatakan..........................
“Pokoknya lo tetep juara deh. Pokoknya lo tetep penulis yang paling terfavorit banget dan nomor satu buat gue, Jes. Lo yang ngajarin gue supaya nulis. Lo yang ngajarin gue buat blog. Pokoknya lo the best banget. Thankyou banget ya, Jessy.”
Dan sempat – sempatnya aku tersenyum kecil di tengah derai air mata yang mengucur saat kamu mengatakan....................
“Gue harus lebih banyak belajar nih dari lo. Tapi lo nggak merasa dirugiin gitu kan, Jes, sama gue? Soalnya gue nggak enak banget. Soalnya gue udah belajar banyak banget dari lo, Jes. Thankyou banget, ya. Thankyou. Ih, gue sedih! Pokoknya thankyou, Jessy.”

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Jika aku menganggapmu sebagai pesaing.
Juga bila memang aku merugi atas kemenangan yang kamu raih,
Atau juga atas apa yang telah aku berikan kepadamu.
Bukankah tidak mungkin aku mengajak kamu ikut menulis sedari awal? :’)

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Kamu selalu ikut tersenyum setiap aku menyunggingkan senyum termanis tanda bahagiaku.
Seperti ketika aku menemukan kembali seseorang yang istimewa di hatiku.
Apa kau lupa?
Aku masih mengingatnya. Saat kamu mengatakan....................
"Lo tau nggak, gue pernah mikir - mikir tau. Setelah ini siapa lagi ya cowok yang bakal ngisi hati lo? Dan gue seneng bangeeeeettt, akhirnya lo jadian juga setelah kemarin lumayan lama bersusah payah dalam keterpurukan, berusaha menata hati lo, dan sekarang bangkit lagi buat jalanin kehidupan cinta yang baru!!!"
Jadi, mana mungkin aku tak gembira saat kamu juga gembira? :')

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Aku begitu mencintai menulis.
Merangkaikan kata demi kata dari setiap kehidupanku.
Bukan karena berharap menjadi pemenang di sana sini.
Juga bukan karena aku haus akan pujaan dan pujian atas apa yang aku tuliskan.
Tapi memang karena aku menyukainya.
Mengenang apa yang kusebut memori.
Agar aku dapat membacanya kembali,
bila suatu hari otakku tak lagi bisa bekerja begitu keras untuk mengingat.

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Kamu tak perlu merasa cemas terhadapku.
Karena untukku, kemenanganmu adalah tanda bahwa aku pun juga meraih kemenangan.
Karena aku tahu kamu jugalah mampu.
Kamu hebat. Sama seperti apa yang selalu kamu bilang padaku.

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Selama ini aku pun telah menemukan begitu banyak hal berharga darimu,
Saat kamu selalu menganggap aku adalah panutan tempatmu belajar.




Sudahkah kukatakan kepadamu?
Terhanyut aku dalam perasaan haru ketika kamu berkata.........
“Big thanks my beloved best friend @jessicapatricee !!! Kalau bukan karena supportnya, saya nggak akan mungkin bisa bertemu @benzbara_ hari minggu ☺♥

“I’m so lucky to have you You are the best writer in my life, after Jesus, jess. I LOVE my double J! JESUS & JESSY (з´`ε)

Sudahkah kukatakan kepadamu?
“I’m also lucky to have you, or maybe luckier than you? Because I have double M who are two strong women in my life. MOM and MARIA ☺♥


Sudahkah kukatakan kepadamu?
Bulir air mata telah berganti bagai hujan deras yang menggenangi pelupuk mataku,
Dan aku tak menyekanya.
Saat kamu katakan...................
“Jes.... Udah ah jangan nangis. Suara lo tuh selain bikin gue tenang, bikin gue hanyut juga ngedengernya. Gue nggak tahu deh harus bersyukur dengan cara apa lagi. Gue udah punya lo yang sebelumnya nggak pernah gue kira – kira. Nggak pernah gue bayangin kalau Tuhan udah menyediakan lo, orang yang kuat yang akan selalu berdiri bareng sama gue di masa – masa sulit sekalipun. Kita udah jatuh bangun berkali – kali, Jes. Terima kasih udah mau dan selalu bersedia untuk bantu gue, untuk support.”
Terutama di bagian ini .........................................
“Pokoknya gue nggak akan mau jadi orang – orang yang pernah nyakitin lo. Nggak mau, Jes. Kita akan tetep sama – sama untuk nulis, untuk ngejar cita – cita kita. Bareng – bareng ya, Jes. Pokoknya makasih buat semuanya. Gue udah teramat sayang sama lo, Jes. Thankyou banget ya sekali lagi.”

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Tak henti – hentinya kuucapkan syukur kepada-Nya.
Karena Ia memberikan kamu untukku.
Karena Ia mengizinkan aku tuk menjadi bagian hidupmu.

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Takkan sekalipun aku ingin menyakitimu.
Takkan sekalipun aku meninggalkan kamu.
Takkan sekalipun aku menikmati bahagiaku seorang diri.

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Aku akan memberikan mataku setiap kali kamu merasa tak mampu melihat sisi baik dari kehidupan yang selalu ingin merubuhkan kekuatanmu.
Aku akan memberikan telingaku setiap kali kamu merasa tak ada seorang pun yang mendengarkan kamu.
Aku akan memberikan bahuku setiap kali kamu membutuhkan tempat tuk bersandar dan meringankan bebanmu.
Aku akan memberikan tanganku untuk menyeka air mata yang mengalir membasahi wajahmu.
Aku akan memberikan kakiku setiap kali kamu merasa tak mampu berdiri saat badai kehidupan menerjangmu seolah ingin melumpuhkan kakimu, menghentikan langkahmu.

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Kemenanganmu adalah kemenanganku.
Bahagiamu adalah bahagiaku.
Sedihmu adalah sedihku.
Kita adalah dua raga yang bersatu menjadi satu jiwa.
Aku. Kamu. Telah menjadi KITA.
Aku. Kamu. Bersama – sama. Dalam suka dan duka.
Selamanya.

Sudahkah kukatakan kepadamu?
Aku bahagia memilikimu, sahabat.
:'D
__________________________________________________________________________________________


Sudahkah kukatakan kepadamu?
Akan kutuliskan kembali cerita tentang kita?
:'D



From:
Someone who is always be with you and be your strength.
Jessica Patricia.

P.s:
Ini cerita milik Maria Priscilla yang berhasil membawanya menjadi salah satu juara dalam kompetisi kecil tersebut. http://nailsin24story.blogspot.com/2012/12/berdoa-dan-percaya.html

Back to Top