Backsound:
Utada Hikaru - First Love (Instrumental Piano)
___________________________________________________________________________________________________Untuk kamu.
Dan untuk ketakutan yang selalu terpendam.
Meski aku berusaha menghilangkannya namun seringkali sia - sia.
.............................................................................................................................................................................
Tak
terhitung berapa banyaknya aku mengajukan pertanyaan pada diriku sendiri.
Pertanyaan
yang seperti muncul begitu saja dalam pikiranku.
Tanpa
ada yang menjawabnya.
Ataukah
memang tak ada jawaban untuk segala yang kupertanyakan?
Aku
menerawang, memaksa otakku untuk melakukan flashback pada apa yang kusebut masa
silam.
Aku
takkan menghitung berapa kali jatuh cinta dan jatuh sakit yang kuderita.
Namun
aku tahu itu terjadi berkali – kali.
Sempat
terpikir olehku untuk tidak lagi membawa diriku kepada hal yang mereka bilang
itu menyenangkan.
Bagiku
merasakan cinta hanyalah salah satu cara termudah untuk menciptakan luka dalam
hati.
Setelah
yang terakhir kali, aku seperti tak ingin menjalin hubungan dengan siapa pun.
Sudah
cukup kubiarkan luka mengoyakkan hatiku yang sesungguhnya rapuh hampir mati.
Sering
kali aku berpikir, “Apa akan datang kembali seseorang yang lain dalam hidupku?”.
Kali
ini aku menjawab itu. Sendiri. “Ya. Itu pasti. Tapi apa aku akan membiarkannya
menjadi bagian dalam hidupku?”
Aku
tak menjawab. Tak mau menjawab lebih tepatnya.
Iya.
Kamu.
Kamu
yang membuatku menyunggingkan senyum setiap kali membaca pesan darimu.
Kamu
yang mencerahkan wajahku setiap kali kuterima telepon darimu.
Kamu
yang menciptakan degup jantungku begitu kencang saat pertama kali kita bertemu.
Kegembiraan
itu semakin tercipta saat aku dan kamu memutuskan untuk menjadi KITA.
Begitu pula saat menginjak bulan pertama hari jadi
kita.
Termasuk
betapa santai dan menyenangkannya menjadi diriku tanpa seseorang di sampingku.
Aku
tak perlu memegang handphoneku secara terus – menerus,
tanpa
harus takut lupa untuk memberikan kabar,
tanpa harus cemas menunggu diberi kabar oleh seseorang,
tanpa harus cemas menunggu diberi kabar oleh seseorang,
ataupun
takut akan ada seseorang yang kesal karena tak kunjung mendapat perhatian
dariku.
Juga tak perlu takut akan dilukai.
Juga tak perlu takut akan dilukai.
Beberapa
lamanya aku nikmati itu semua.
Kemudian,
scene dalam otakku pun berotasi menjadi sebuah memori saat aku mempertanyakan tentang kita.
Bagaimana
kehidupan dan cara pergaulan kita yang berbeda.
Juga
masalah usia. Kamu lebih muda dariku.
Dan
pertanyaan – pertanyaan lainnya yang menimbulkan pertanyaan paling utama dalam
benakku.
Apa
benar kamu menyukaiku? Apa benar kamu yakin akan kita?
Tidakkah
kamu ingin mencari seseorang yang lain yang mungkin akan lebih baik dariku?
Dan
aku tak ingin mendustai diriku sendiri bila pertanyaanku tak hanya berhenti
sampai di situ.
Sering
kali aku mempertanyakan.
Pada
diriku sendiri mungkin. Seperti biasa.
Aku
hanya memiliki kesederhanaan dalam mencintai kamu.
Namun
apakah itu cukup?
Akankah
suatu saat nanti mungkin kamu akan menginginkan sesuatu yang lebih
dariku?
Dan
apa aku bisa memenuhinya?
Entah.
Pikiran – pikiran yang bisa dikatakan berbahaya untuk hubungan aku dan kamu
selalu saja berusaha mempengaruhi pendirianku.
Pendirian
yang mengatakan kamu takkan seperti yang kupertanyakan.
Tidak, tidak. Kita tak
bertengkar. Hanya saja aku yang menjadi terdiam.
Setelah kata – kata milikmu yang
terkesan begitu ingin mengubah apa yang ada pada diriku saat ini.
Kamu melakukannya berulang kali.
Dengan nada canda yang entah kenapa semakin menyakitiku perlahan.
Membentuk sebuah ketakutan dalam diriku.
Dengan nada canda yang entah kenapa semakin menyakitiku perlahan.
Membentuk sebuah ketakutan dalam diriku.
Dan kamu tahu? Aku pun
berulang kali mengatakan sesuatu kepada diriku sendiri.
“Kamu pasti punya maksud yang
baik dengan mengatakan hal itu. Aku senang kamu memperhatikan aku dengan begitu
baik.”
Namun sayang, kali itu logika sepertinya sedang ingin memainkan perannya.
Ia seakan melarangku untuk berpikir positif atas apa yang terjadi meski aku telah
berusaha melakukannya.
Maaf. Bila kemudian aku mendiamkan kamu.
Aku hanya tak mengerti apa yang harus kulakukan terhadap kamu setelahnya.
Dan setelah kukatakan kejujuran padamu ...............................
Kamu menjelaskan sesuatu padaku.
Yang mau tak mau membuatku mengunci bibirku sendiri. Lagi - lagi aku terdiam. :')
Termasuk apa yang terekam dalam pesan suara milikmu untukku.
December 26, 2012 | 11.50 AM | VN00003-20121226-1127 | 1:48
...................................................
.........................
...................................................
Satu lagi yang kamu bilang kayanya aku nggak suka sama kamu, tolong jangan bilang gitu lagi.
Aku macarin kamu karena aku memang sayang sama kamu.
Dan aku.... Aku nggak pernah pacaran ngeliat fisik.
Aku selalu lihat semuanya.
Tolong jangan bilang aku nggak sayang dan nggak suka sama kamu.
Karena aku sayang banget sama kamu.
Sekali lagi maafin aku ya. Aku nggak pernah ada niat untuk menuntut kamu.
Sekali lagi aku sayang banget sama kamu.
Aku pun takkan mengubah apa yang ada dalam dirimu sesuai inginku.
Sebab hal pertama yang membuatku jatuh cinta kepada kamu,
adalah dirimu yang sesungguhnya.
Kamu yang hadir menyempurnakan diriku.
Dan aku yang takkan sempurna tanpa dirimu.
:))
Aku hanya tak mengerti apa yang harus kulakukan terhadap kamu setelahnya.
Dan setelah kukatakan kejujuran padamu ...............................
Kamu menjelaskan sesuatu padaku.
Yang mau tak mau membuatku mengunci bibirku sendiri. Lagi - lagi aku terdiam. :')
Termasuk apa yang terekam dalam pesan suara milikmu untukku.
December 26, 2012 | 11.50 AM | VN00003-20121226-1127 | 1:48
...................................................
.........................
...................................................
Satu lagi yang kamu bilang kayanya aku nggak suka sama kamu, tolong jangan bilang gitu lagi.
Aku macarin kamu karena aku memang sayang sama kamu.
Dan aku.... Aku nggak pernah pacaran ngeliat fisik.
Aku selalu lihat semuanya.
Tolong jangan bilang aku nggak sayang dan nggak suka sama kamu.
Karena aku sayang banget sama kamu.
Sekali lagi maafin aku ya. Aku nggak pernah ada niat untuk menuntut kamu.
Sekali lagi aku sayang banget sama kamu.
♥♥♥♥♥
Untuk kamu.
Dan diriku yang selalu ingin menjaga kamu.
Aku takkan lagi mau menyebut aku dan kamu.
Sebab setelah memutuskan untuk bersatu aku dan kamu telah berubah menjadi kita.
Dan aku mencintai kamu. Aku mencintai kita.
Sebab hal pertama yang membuatku jatuh cinta kepada kamu,
adalah dirimu yang sesungguhnya.
Kamu yang hadir menyempurnakan diriku.
Dan aku yang takkan sempurna tanpa dirimu.
:))
______________________________________________________________________________________________
“My happy ever after but only if you’re here. When I’m lost and broken.
Take me as I am.
(Take us for who we are)
(Take us for who we are)
Right here where I stand. Open up your arms and let me in.”
-David Cook-
Post a Comment